Pedoman Teknis KOLAM SI POPO

 KERANGKA ACUAN KEGIATAN
“KOLAM SI POPO”

I. PENDAHULUAN
Meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) secara signifikan akan menambah beban masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, biaya yang besar dan teknologi tinggi. Kasus PTM memang tidak ditularkan namun mematikan dan mengakibatkan individu menjadi tidak atau kurang produktif namun PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko melalui deteksi dini. Dalam menurunkan kasus PTM melalui pengendalian faktor risiko PTM di masyarakat maka diperlukan upaya dan pemahaman yang sama terhadap pembagian peran dan dukungan manajemen program pengendalian PTM . Dalam upaya Pencegahan dan Pengendalian PTM di Indonesia maka perlu di kelola dengan baik sehingga dipandang perlu diterbitkannya Pedoman Manajemen Program Pencegahan dan Pengendalian PTM sebagai acuan bagi pengelola program PTM di setiap jenjang pengambil kebijakan dan bagi pelaksanaan program dalam penyelenggaraan program Pencegahan dan Pengendalian PTM yang berkesinambungan sehingga upaya yang dilakukan kepada masyarakat lebih tepat dan berhasil guna. 
Pos Binaan Terpadu (POSBINDU) adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko PTM terintegrasi (Penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, penyakit paru obstruktif akut dan kanker) serta gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu. Posbindu Adalah bentuk peran serta masyarakat (kelompok Masyarakat, Organisasi, Industri, Kampus dll). Upaya Promotif dan preventif untuk mendeteksi dan pengendalian dini keberadaan faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) secara terpadu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita
KOLAM SI POPO adalah Kolaborasi Bersama Kegiatan Posyandu dan Posbindu PTM. Pada awalnya, kegiatan kolaborasi ini dilakukan atas dasar keterbatasan tenaga kesehatan, waktu, dan tempat pelaksananaan. Selain itu, kader yang biasa membantu kegiatan program pun mengalami keterbatasan sehingga pelaksanaan program harus dilakukan bersama-sama. Seiring berjalannya waktu, kegiatan Bersama ini membawa dampak yang baik. Baik berupa meningkatnya hasil indikator program serta meningkatnya nilai-nilai sosial dengan warga binaan.
Pada tahun 2020-2021 selama masa pandemi Covid-19, pelaksanaan Posbindu PTM tidak dilakukan, pencapaikan hasil indikator pada program pelayanan Posbindu PTM hanya sebanyak 153 orang selama tahun 2020 dibandingkan dengan jumlah sasaran penduduk sebanyak 34.656 jiwa. Hasil ini menggambarkan bahwa kegiatan skrinning kesehatan pada program PTM hanya sebesar 0,44% selama satu tahun. Semua kegiatan yang bersifat membuat kerumunan tidak dilaksanakan, hal ini juga membuat kegiatan Posyandu tidak terlaksana. Hasilnya, program KIA dan Gizi hanya dilaksanakan Puskesmas membuat hasil capaian program sangat rendah, salah satunya pada program Gizi dimana temuan kasus Stunting sebanyak 34 kasus tidak tervalidasi menyebabkan wilayah binaan Puskesmas yaitu Kelurahan Padasuka menjadi salah satu lokasi fokus penanganan Stunting atau Lokus Stunting besama desa-desa lainnya se-Kabupaten Bogor.
KOLAM SI POPO yang merupakan kegiatan kolaborasi Bersama pada pelayanan Posyandu dan Posbindu PTM di desa/kelurahan binaan secara signifikan dapat memberikan dampak positif pada pencapaian hasil indikator program yang berkepentingan seperti program PTM, KIA/KB, Gizi, dan Imunisasi. Sehingga pada tahun 2022, capaian program tersebut dapat dilaporkan dengan hasil yang lebih baik. Salah satunya pada program PTM, dimana jumlah peserta skrinning PTM sebanyak 1841 jiwa, meningkat 5% dari capaian skrinning PTM tahun 2021 yang hanya sebesar 0,44%. Juga pada tahun 2022, temuan kasus Stunting tervalidasi sebanyak 15 kasus.