PENGGUNAAN IT PENJAS TB



Inovasi PENJAS TB Puskesmas Ciomas

Puskesmas Ciomas berada di wilayah Kecamatan Ciomas, terdiri dari 3 desa yaitu Pagelaran, Ciomas, Ciomas Rahayu dengan jumlah penduduk 50.604 jiwa. Hasil data Puskesmas Ciomas menunjukkan cakupan program TB PARU pada tahun berjalan di wilayah Puskesmas Ciomas sebagai berikut:

1.      Jumlah penderita TBC paru yang diobati sebanyak 102 orang atau sekitar 52 % dari target 179 orang.

2.      Jumlah suspek penderita paru sebanyak 290 orang sekitar 29,5 %

3.      Jumlah penderita TBC paru yang sembuh sekitar 87 orang 83,6 %.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui masih tingginya angka kesakitan akibat TBC. Permasalahan selanjutnya yang adalah masih adanya kasus TB yang belum terlaporkan karena upaya penjaringan di lapangan belum optimal.

Munculnya pandemi Covid-19 mengharuskan pasien TB untuk melakukan tindakan pencegahan seperti yang disarankan oleh tenaga kesehatan agar terlindungi dari Covid-19 serta tetap melanjutkan pengobatan TB sesuai anjuran. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi kemungkinan penularan TB dan Covid-19 di pusat tempat orang berkumpul dan di fasilitas pelayanan kesehatan adalah dengan meningkatkan penjaringan dan pelacakan intensif kasus TBC di lapangan. Untuk itu perlu dilakukan inovasi dalam pelaksanaan penjaringan penemuan kasus suspek TB di masyarakat dalam rangka memutus mata rantai penularannya.

Hadirnya Inovasi Penjas TB ( Penjaringan penemuan kasus suspek TB ) di masa pandemi di wilayah kerja Puskesmas Ciomas melalui pemberdayaan kader secara intensif dalam pelacakan dan kegiatan pelayanan TB difokuskan secara rawat jalan yang berpusat pada pasien dan perawatan berbasis masyarakat akan menjadi pilihan utama dalam tatalaksana TB pada masa tanggap darurat akibat pandemi Covid-19 dibandingkan dengan perawatan di Rumah Sakit. Selain itu pemanfaatan teknologi berupa media social (video call dan chatting) dilakukan dalam proses pemeriksaan survey kontak erat dan pemantauan pasien suspect TB. Penyuluhan tentang TB dilakukan secara virtual via media online/medsos Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi potensi penularan Covid-19 kepada pasien TB maupun sebaliknya mengingat pasie TB sangat berisiko terkena bahaya Covid-19 hingga menyebabkan kematian..